Trending Now:
KH Abbas Layak Menjadi Pahlawan Nasional, Prof. KH Asep S. Chalim: Kami Himpun Para Sarjan... Gus Dur dengan Misi Njajah Negara Milang Lintangnya Keunggulan Metodologi Imam Bukhari Dalam Menyaring Hadis Sahih
Innalilahi wa innailaihi raji'un. Telah wafat Kiai Muda, alim, hampir menyelesaikan S3, berdedikasi tinggi untuk pesantren dan Organisasi Nahdlatul Ulama. KH Taufiq Hasyim, Pamekasan, Madura.
Awal perjumpaan saya dengan beliau karena tidak sengaja. Sekitar tahun 2016, saat KH Abdurrahman Nafis selaku Ketua Aswaja NU Center berhalangan hadir ke Pamekasan dan menugaskan saya ke acara NU tingkat Kecamatan. Di situlah awal perkenalan saya.
Pada pertemuan berikutnya juga tidak jauh-jauh dari kegiatan NU, saya sebagai pemateri Aswaja dan beliau memberi sambutan atas nama Ketua NU Pamekasan.
Setelah sering bertemu beliau bertanya kepada saya: "Sampean kakaknya Ghozali Malang?". "Enggih betul, Ra". Beliau mengaku teman seangkatan dengan adik saya di Lirboyo. Kebiasaan orang Madura jika sudah ada yang dijadikan simpul ikatan perkenalan maka akan semakin percaya untuk bersahabat.
Terakhir saya berjumpa beliau di bulan Syaban di acara Haflah Pondok beliau di Pamekasan. Di tahun 2018, PWNU Jatim mengadakan ajang NU Award, sebuah momentum membangkitkan semangat berorganisasi untuk memajukan NU di masing-masing daerah, mendata aset, lembaga pendidikan, peran lembaga di masing-masing tingkatan dan capaian khidmah organisasi untuk umat.
Saat itu kebanyakan yang meraih predikat terbaik dari Pulau Jawa, seperti yang terbaik dari NU Sidoarjo, NU Blitar, NU Magetan dan lainnya. Satu-satunya perwakilan Madura yang masuk Juara Harapan adalah Pamekasan. Luar biasa kiprah Almarhum Kiai Taufiq untuk NU Pamekasan dalam kontestasi berhadapan dengan 42 NU Kabupaten dan Kota se Jatim.
Beliau tidak pernah cerita banyak soal pribadinya kepada saya. Saya mendengar dari beberapa pengurus NU Pamekasan. Dulu setelah Kiai Taufiq lulus dari Lirboyo, melanjutkan ke Syekh Ismail di Mekah. Beliau harus pulang untuk meneruskan pesantren karena ayahandanya wafat. Beliau menikah dengan seorang putri kiai di Jember, yang juga memerlukan kehadiran Kiai Taufiq sebagai pengasuh. Jadi, dalam sepekan perjalanan beliau selalu dari Pamekasan ke Jember. Belum lagi aktivitas terbaru beliau sebagai wakil ketua PWNU Jatim dan kuliah S3 di Malang.
Dini hari, sekitar jam 02.00 beliau wafat kecelakaan, kendaraan beliau menabrak truk dari belakang di Tol Probolinggo. Laporan dari petugas tol diduga sopir mengalami micro sleep (ngantuk). Kiai dan Bu Nyai wafat.
Innalilahi wa innailaihi raji'un. Semoga Allah memberikan maghfirah dan Rahmat untuk beliau dan istrinya. Semoga keluarganya diberikan kesabaran. Amin.