NU Online LTN NU Trimurjo
Trending Now:  KH Abbas Layak Menjadi Pahlawan Nasional, Prof. KH Asep S. Chalim: Kami Himpun Para Sarjan...  Gus Dur dengan Misi Njajah Negara Milang Lintangnya  Keunggulan Metodologi Imam Bukhari Dalam Menyaring Hadis Sahih
Manuskrip

Ushul Fiqh Dan Ilmu Hadis Adalah Perangkat Satu Paket

by Admin - 19 May
Ushul Fiqh Dan Ilmu Hadis Adalah Perangkat Satu Paket

Kita sering menjumpai Ustaz-ustaz dari Salafi yang belajar ilmu hadis tiba-tiba menyimpulkan satu hukum dari sebuah hadis tanpa dilengkapi metode istimbath (menarik kesimpulan hukum).

Saya memaklumi karena kebiasaan ulama mereka juga seperti itu, seperti Syekh Albani yang dengan serampangan mengambil keputusan hukum fikih, akhirnya banyak dikritik oleh sesama Salafi, seperti pendapatnya yang mengharamkan memakai emas yang dipakai wanita, tidak bolehnya I’tikaf kecuali di masjid al-Haram, masjid an-Nabawi dan al-Aqsha, wajibnya memotong jenggot yang lebih dari genggaman tangan, dan sebagainya, yang terdiri dari pendapat-pendapat yang berbeda dengan mayoritas ahli ilmu sejak dahulu dan saat ini” (Fatawa asy-Syabkah al-Islamiyah, 8/5347).
 
Sebaliknya juga begitu, Kiai-kiai Pesantren yang menonjol di bidang Fikih dan Ushul Fikih luar biasa pemahaman dalil dan menarik kesimpulan dari dalil. Kalau hadis yang dijadikan sumber hukum tidak bermasalah tentu bagus. Tapi kadang juga dijumpai dari kitab klasik yang 'tasahul', atau gampangan pada sisi sanad hadis. Sehingga mendapat kritik juga.
Terus bagaimana yang tepat? Ya tentu kedua-duanya. Lha yang merumuskan Ushul Fikih adalah Imam Syafi'i. Ulama ahli hadis mayoritas juga dari Syafi'iyah. Hal ini dijelaskan oleh Ulama ahli hadis:
 
قال ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﻛﺎﻥ اﻟﻔﻘﻬﺎء ﺃﻃﺒﺎء ﻭاﻟﻤﺤﺪﺛﻮﻥ ﺻﻴﺎﺩﻟﺔ ﻓﺠﺎء ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺩﺭﻳﺲ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻃﺒﻴﺒﺎ ﺻﻴﺪﻻﻧﻴﺎ 
 
Ahmad bin Hanbal berkata: "Para ulama ahli fikih adalah seperti para dokter. Dan ulama ahli hadis adalah seperti apoteker. Lalu datang Muhammad bin Idris Asy-Syafii, dia laksana dokter sekaligus apoteker" (Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq, 51/334).
Alhamdulillah sudah banyak pesantren yang secara khusus mendalami ilmu hadis tanpa mengenyampingkan Fikih, seperti Ma'had Aly Tebuireng, Jombang, Ma'had Aly Assunniyah, Kencong Jember, Pondok Sidogiri Pasuruan, Pondok Al-Fattah Temboro Magetan, Pondok Darussunnah Jakarta dan sebagainya. 


Oleh: KH. Ma'ruf Khozin
Share:
Pembaca 0
Facebook Twitter Email Whatsapp